Jumat, 14 Maret 2014

angsa di telaga

Ketika hari memamerkan pendar jingga
Aku memasrahkan diri di bibir telaga
Ujung kaki mencumbu riak
Angsa-angsa menyapa, menatap dengan binar cintanya

Angsa-angsa membentuk lingkaran di antara arus
Kaki-kaki bergerak, namun tak aus
Sayap-sayap basah, menetap di telaga, menggerus
Dan aku di sini, menyetia pada senja yang menirus

Setiap langit mengurai pendar jingga
Aku bercengkerama dengan angsa-angsa
Mereka menghibur, namun kenanganku enggan terkubur
Keping kisah telah kabur, sementara aku masih setia menyusur

Pada angsa-angsa yang menyapa di bibir telaga
Untuk apa datang jika tak sanggup menyembuhkan luka?
Pada dia yang berjanji selalu ada kala suka-duka
Ke mana gerangan kala perih menyelimuti raga?

Angsa di tubuh telaga, terima kasih karena telah menyetia
Walau ada, tanpa pernah berucap cinta
Walau ada, tanpa pernah menebar kata
Walau ada, tanpa pernah menyemai asa

Tak seperti dia yang pergi
Membawa hati, dan tak pernah kembali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar