Aku tahu segala temu, akan menjadi pisah
pada akhirnya
Seperti mentari yang ditelan laut kala
senja
Kemudian esok hari kembali bersanding
dengan awan cerah
Tetap ada, walau tak selamanya bersama
Aku tahu segala yang digenggam erat,
akan lepas pada akhirnya
Seperti uap air dari laut yang dijaga
awan sepenuh raga
Kemudian suatu hari akan luruh, kembali
ke muara
Relakanlah, kita memang hanya perlu
pulang di akhir hari yang lelah
Aku tahu kita tak selalu tentang tawa
Seperti balita yang bahagia dengan
lelucon sama
Dan kita yang bertahan walau disakiti
dengan orang yang sama
Asal bahagia. Bahagiakah?
Aku tahu kita tak lebih dari orang-orang
yang enggan berteman sunyi
Bersama, berpisah, mengumbar cinta, lalu
saling membelakangi lagi
Tak kenal lelah, asal tak sendiri
Saling menyakiti, bertahan di lingkaran
tak bertepi
Hanya karena membenci sepi. Bahagiakah
ini?
Segala temu, harus berpisah
Tak peduli dengan bahagia
Masa bodoh dengan sepi pada akhirnya
Karena begitulah mestinya hukum semesta
bekerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar