Kamis, 13 Februari 2014

Pisah dan Temu

Aku tahu segala temu, akan menjadi pisah pada akhirnya
Seperti mentari yang ditelan laut kala senja
Kemudian esok hari kembali bersanding dengan awan cerah
Tetap ada, walau tak selamanya bersama

Aku tahu segala yang digenggam erat, akan lepas pada akhirnya
Seperti uap air dari laut yang dijaga awan sepenuh raga
Kemudian suatu hari akan luruh, kembali ke muara
Relakanlah, kita memang hanya perlu pulang di akhir hari yang lelah

 Aku tahu kita tak selalu tentang tawa
Seperti balita yang bahagia dengan lelucon sama
Dan kita yang bertahan walau disakiti dengan orang yang sama
Asal bahagia. Bahagiakah?

Aku tahu kita tak lebih dari orang-orang yang enggan berteman sunyi
Bersama, berpisah, mengumbar cinta, lalu saling membelakangi lagi
Tak kenal lelah, asal tak sendiri
Saling menyakiti, bertahan di lingkaran tak bertepi
Hanya karena membenci sepi. Bahagiakah ini?

Segala temu, harus berpisah
Tak peduli dengan bahagia
Masa bodoh dengan sepi pada akhirnya
Karena begitulah mestinya hukum semesta bekerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar