menatap ombak menggoda jemari kaki
dengan toskanya yang genit
seakan meminta melupakan segala sakit
katamu, kamu mencintai laut
tempat teriakan sarat rindumu bersahut-sahut
sedang kala itu aku telanjur jatuh hati pada langit
dia selalu sanggup meredakan konflik antara logika dan hati yang sengit
di sini, aku tengah menikmati kesukaanmu
apa kamu mencintainya lebih dari rasamu pada perempuan itu?
kalau iya, aku bisa menjadi laut
tempatmu melupakan kalut
aku juga bisa menjadi langit
nanti kuajari kamu mencintainya juga
atau... kamu mau aku jadi apa?
asal bisa merasakan cinta darimu, aku bisa jadi apa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar