Jika kabar hanya deretan huruf yang menyuratkan
rindu, sesulit itukah memberiku?
Jika kabar hanya tulisan abstrak dalam kertas
kusut, sesusah itukah agar tak membiarkanku kalut?
Jika kabar hanya berisi, “Aku baik-baik saja,”
sesukar itukah untuk membuatku lega?
Jika kabar hanya sekadar tentang menunggu, apa selama
ini hanya aku yang merindu?
Kebersamaan kita yang awet hanya kisaran angka tanpa
kabar
Aku yang kelihatannya selalu bahagia hanya
bersembunyi dari kehausanku akan kabar
Kebersamaan yang berakar saling percaya, pada akhirnya
juga membutuhkan kabar
Aku masih percaya bahwa jika kau merasakan rindu yang
sama, kau pasti memberi kabar
Nyatanya?
Kabar hanya tentang deretan huruf dan dan tulisan di
layar ponselmu
Sementara bagiku, bagi kami—perempuan, kabar adalah
segala sesuatu tentang cinta
Tentang bagaimana kau merasa rindu yang sama
Tentang bagaimana kadar cinta yang juga kaupunya
Tentang bagaimana kau pun tak mampu menumpuk rasa
untuk berjumpa
Tentang bagaimana kau menghargai hubungan yang tak
melulu mengenai bertukar telepati di kepala
Bukan semata tentang saling percaya.
Jika kabar adalah saling percaya tanpa kabar darimu,
apakah status kauanggap sebagai rantai agar aku terus di sisimu?
Kalau iya, terima kasih, karena kini kau berhasil
membuatku tak ke mana-mana.
Tapi, izinkan aku mengingatkanmu—yang entah sudah
keberapa kali
Bila suatu saat aku letih, tak usah bertanya mengapa
aku pergi
Jika tiba-tiba ada yang menghujani perhatian, jangan
heran karena aku meladeni
Mungkin pada saat itu, suatu hari nanti, yang masih
entah, aku pasti akan berhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar